Sabtu, 02 Desember 2017

SENJA


Senja,  dulu begitu asing aku rasa,
mungkin karena setiap sore tiba
Dulu aku masih berdesak himpit ditengah kota,
Menerobos ramainya lulu lalang kendaraan yang ada,
Menenteng tas demi suatu gelar sarjana,
Senyum tipis menyertai wajah lelah karena revisi yang di terima,

Rutinitas sore yang kini tak bisa lagi aku ulang,
Begitu lah keindahan yang kelak aku kenang dengan riang,



Kini, senja seakan menjadi teman dekat di kala aku berkarya,
Pada sebidang tanah dari belakang rumah,
Terkadang kau pun hadir dengan sinarnya yang menyengat,
Hingga terasa begitu melekat pada tetean keringat,

Tak jarang pula kau hadir dengan rintihan hujan yang menyertai,
Membasahi badan juga tanah yang membuat kita mensyukuri akan nikmat ini,

Senja kini menjadi saksi begitu pun keringat ini,
Seakan membuat ku jangan dulu menyudahi,

Dahulu bagi ku senja adalah suatu hal yang istimewa,
Karena Indah nya,  sinarnya,  warnanya
Seperti kamu yang dari dulu selalu aku kagumi
Tapi tak mampu bagi ku untuk memiliki,

Sekarang senja seakan menjadi hal yang biasa
Tapi aku belajar banyak darinya,
Ia mampu memberikan ketenangan bagi siapapun yang memandang,
Meskipun hanya sementara,

Senja mengajarkan akan perpiasahan,
Terangnya siang,  akan berganti dengan gelap malam,
Senja mengajarkan akan keikhlasan,
Sesuatu yang nyata akan keberadaanya,
akan berganti dengan hal-hal yang mengandung tanya,

Senja,  semoga kau tetap Setia menemani
Hingga akhir penantian ini.