Kamis, 09 Januari 2014

sistem perbandingan ekonomi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Setiap negara di dunia ini pasti menggunkan suatu sistem pereknomian. Demi mengatur perekonomian negara tersebut. Ada tiga sistem perekonomian yang dua sistem perekonomian yang dominan digunakan oleh nengara-negara di dunia ini. Yakni sistem perekonomian kapitalis (liberal) dan satu lagi sistem perekonomian Sosialis. Tapi, masih ada satu lagi sistem perekonomian yang saat ini digadang-gadang menjadi solusi dari sistem perekonomian yang dua tadi. Yakni sistem perekonomian syariah (islam).
Maka dari itu penulis akan menjelaskan sedikit tentang tentng sistem perekonomian kapitalis (liberal), sosialis, dan sistem ekonomi syariah (islam).

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mempunyai beberapa rumusan masalah, antara lain:
1.    Apa pengertian dari sistem ekeonomi?
2.    Bagaiman sistem perekonomian Kapitalis dan unsurnya?
3.    Bagaiman sistem perekonomian Sosilis dan unsurnya?
4.    Bagaiman sistem perekonomian Islam dan unsurnya?




BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Perekonomian
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah satu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan.[1]  Menurut Davis.G.B sistem secara fisik adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperasi bersaama-sama untuk menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan menurut Indrajit: sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponrn-komponenyang dimiliki unsur keterikatan antara satu sama lain.[2]
Jadi, secara umum pengertian sistem adalah perangkat unsur yang teratur saling keterikatan sehingga membentuk suatu totalitas.
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun oganisasi di negara tersebut.[3] Menurut Dumayri (1996) sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperakat kelembagaan dalam suat tatanan kehiupan, selanjutnya dikatakannya pula bahwa sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan pandangan, pola, dan filsafat hidup masyarakat tempatnya berpijak.
Sistem ekonomi merupakan perpaduan dari aturan-aturan atau cara-cara yang menjadi satu kesatuandan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Suatu sistem dapat diibaratkan seperti lingkaran-lingkaran kecil yang   saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Lingkaran-lingkaran kecil tersebut merupakan subsistem. Perbedaan penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan sistem pemerintahan maupun perbedaan pemilikan sumber daya suatu negara.[4]
Sistem ekonomi dapat berfungsi sebagai:
1.      Sarana pendorong untuk melakukan produksi
2.      Cara atau metode untuk mengorganisasi kegiatan individu
3.      Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa terlaksana dengan baik.
Adapun sistem ekonomi yang digunakan oleh negara di dunia ini, antara lain:
1)      Sistem ekonomi kapitalis
2)      Sistem ekonomi sosialis
3)      Sistem ekonomi islam.

B. Sistem Ekonomi Kapitalis dan Unsurnya
            Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
            Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untu memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.[5]
Ideologi kapitalisme didasarkan pada pandangan Adam Smith (1729-1790 M) yang menekankan pada sistem ekonomi pasar, yang kadang-kadang juga disebut sisitem ekonomi liberal. Prinsip-prinsip dasar suatu masyarakat kapitalis, menurut teori klasik Adam Smith, terdiri dari milik pribadi (private property), motif mencari laba (the profit motive), dan persaingan sempurna (free competion).
            Konsep ini menunjukkan bahwa “kapitalisme” adalah suatu sistem yang secara jelas ditandai oleh berkuasannya “kapital”. Selanjutnya, sistem kapitalisme modern, sebagaimana dikatakan oleh para pakar sosiologi; Light, Keller dan Coluhm menganut asumsi-asumsi lain, yaitu pemupukan modal (capital accumulation), penciptaan kekayaan (the creation of wealth), dan ekspansionisme. Hal ini adalah pengembangan dari kapitalisme klasik yang bersifat hedonoistic-personality atau individual.[6]
            Unsur (prinsip dasar) sisitem ekonomi Kapitalis:[7]
1.      Kebebasan memiliki harta secara keseluruhan
Setiap negara mengetahui hak kebebasan individu untuk memiliki harta perseorangan. Setiap individu dapat memiliki, membeli, dan menjual hartanya menurut yang dikehendakitanpa hambatan. Individu mempunyai kuasa penuh terhadap hartanya dan bebas menggunakan sumber-sumber ekonomi menuru cara yang dikehendaki. Setiap individu berhak menikmati manfaat yang diperoleh dari produksi dan distribusi serat bebas untuk melakukan pekerjaan.
2.      Kebebasan ekonomi dan pasar bebas
Setiap individu berhak mendirikan, mengorganisasikan, dan mengelola perusahaan yang diinginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan dan memperoleh sebanyak-banyaknya keuntungan. Negara tidak boleh campur tangan dalam semua kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencari keuntungan, selagi aktivitas yang dilakukan itu sah dan menurut peraturan negara tersebut. Berdasarkan prinsip ekonomi dan tuntunannya, yaitu: persaingan bebas, tiap individu dapat menggunakan potensi fisiknya, mental dan sumber-sumber yang tersedia untuk dimanfaatkan bagi kepentingan individu tersebut.
3.      Ketimpangan ekonomi
Dalam sisitem ekonomi kapitalis, modal merupakan sumber yang produksi dan sumber kebebasan. Individu-individu yang dimiliki modal lebih besar akan menikmati hak dan kebebasan. Individu-individu yang memiliki modal lebih besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Ketidaksamaan kesempatan mewujudkan jurang perbedaan di antara golongan kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin.
C. Sistem Ekonomi Sosialis dan Unsurnya
            Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi denagn campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas ing, dan lain sebagainya.
            Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teoriyang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini beralaku sebagaimana yang diharapakan.
            Sistem sosialis (socialist sistem) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagaima konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar kepemilikan sosial.[8]   
Dalam Encyclopaedia Britannica, sosialisme adalah suatu kebijakan dalam sistem ekonomi atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratis pusat, dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baikdaripada yang kini berlaku sebagaiman mestinya diarahkan. Menurut Joad, berbagai tindakan yang dianjurkan sosialisme terhadap masyarakat adalah:
1)      “penghapusan miik pribadi atas alat produksi,
2)      Sifat dan luasnya industri dan produksi mengabdi kepada kebutuhan sosial dan bukan kepada motif laba,
3)      Dalam kapitalisme daya penggerak adalh laba pribadi. Hal ini akan digantikan oleh pelayanan sosial”.
Aliran sosialis muncul sejak permulaan abad sembilan belas, setelah kebobrokan sistem ekonomi kapitalisme tersingkap secar sempurna. Tersingkapnya kebobrokan kapitalisme ini setelah masyarkat di Eropa dan Rusia  menderita akibat kezaliman sistem ini dan banyaknya kesalahn didalamnya. Maka muncullah ideologi-ideologi sosialisme.
Menurut Taqyuddin an-Nabani mencatat ada tiga prinsip pada aliran sosialis yang berbeda dengan aliran-aliran ekonomi sebelumnya:
1. Mewujudkan kesamaan (equqlity) secara riil.
2. Menghapus  pemilikan individu (private property) secara keseluruhan atau sebagainya.
3. Mengatur produksi dan distribusi secara kolektif.
Pada dasarnya, sosilaisme itu sebagaimana dinyatakan oleh Marx, tidak dilandasi oleh moral apa pun dan hanya didasarkan atas materealisme dialekrika (dialectical materealism); sedangkan kapitalisme sebagai ideologi sekuler, sebaliknya dikatakan netral terhadap moral. Pada kenyataannya, sosialisme matxis dengan pengaruh ajaran dialektikannya membiarkan terjadinya ketidakadilan yang dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya dan bahkan penghancuran suatu kelompok oleh kelompok lainnya.[9]
Unsur (prinsip dasar) sisitem ekonomi sosialis:
1)      Pemilika harta oleh negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik negara atau masyarakat keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan. Dengan demikian, individu secara langsung tidak memiliki hak kepemilikan.
2)   Kesamaan ekonomi
Sisitem ekonomi sosialis menyatakan (walaupun sulit ditemui disemua negara komunis) bahwa hak-hak indiviu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
3)   Disiplin politik
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan negara diletakkan di bawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak pemilikan harta dihapuskan sama sekali.[10]

C. Sistem Ekonomi Islam dan Unsurnya
            Ekonomi islam dibangun atas dasar agama islam, karenannya ia merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi dari agama Islam, ekonomi islam akan mengikuti agama islam dalam berbagai aspeknya. Islam adalah sisitem kehidupan (way of life), di mana islam telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi. Beberapa aturan ini bersifat pasti dan berlaku permanen, sementara beberapa yang bersifat kontekstual sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan agama sebagai dasar ilmu pengetahuan telah menimbulkan diskusi panjang dikalangan ilmuwan, meskipun sejarah telah membuktikan bahwa hal ini adalah keniscayaan.[11]
            M. A. Manan (1992:19) didalam bukunya yang berjudul “Teori dan  Praktik Ekonomi Islam” menyatakan bahwa ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara itu, H. Halide berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ekonomi islam ialah kumpulan-kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah yang ada hubungannya dengan urusan ekonomi (dalam Daud Ali, 1988:3)
            Sistem ekonomi islam ialah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.[12]
       Unsur (prinsip dasar) sistem ekonomi Islam:[13]
1. Kebebasan individu
Individu mempunyai hak kebebasan sepenuhnya untuk berpendapat atau membuat suatu keputusan yang dianggap perlu dalam sebuah negara islam. Tanpa kebebasan tersebut, individu muslim tidak dapat melaksanakan kewajiban mendasar dan penting dalam menikmati kesejahteraan dan menghindari terjadinya kekacauan dalam masyarakat.

2. Hak terhadap harta
Islam  mengakui hak individu untuk memiliki harta. Walaupun demikian, ia memberikan batasan tertentu supaya kebebasan itu tidak merugikan kepentingan masyarakat umum.
3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar
Islam mengakui adanaya ketidaksamaan ekonomi di antara orang perorang, tetapi tidak membiarkannya menjadi bertambah luas. Ia mencoba menjadikan perbedaan tersebut dalam batas-batas yang wajar,  adil, dan tidak berlebihan.
4. Kesamaan sosial
Islam tidak menganjurkan kesamaan ekonomi, tetapi mendukung dan menggalakkan kesamaan sosial sehingga sehingga sampai tahap bahwa kekayaan negara yang dimiliki tidak hanya dinikmati oleh sekelompok tertentu masyarat itu. Di samping itu, amat penting setiap individu dalam sebuah negara (Islam) mempunyai peluang yang sama untuk berusaha mendapatkan pekerjaan atau menjalankan berbagai aktivitas ekonomi.
5. Jaminan sosial
Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara islam; dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Memang menjadi tugas dan tanggung jawab utama bagi sebuah negara islam untuk menjamin setiap warga negara, dalam memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip “hak untuk hidup”. Dan terdapat persamaan sepenuhnya di antara warga negara apabila kebutuhan pokoknya telah terpenuhi.
6. Distribusi kekayaan secara meluas
Islam mencegah pemupukan kekayaan pada kelompok kecil tertentu orang dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini, islam mengambil beberapa langkah positif dan negatif.


7.  Larangan memupuk kekayaan
Sistem ekonomi islam melarang individu mengumpulkaan harta keyaan secara berlebihan dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mencegah perbuatan yang tidak baik tersebut supaya tidak terjadi dalam negara.
8. Larangan terhadap oraganisasi antisosial
Sistem ekonomi sosial melarang semua praktik yang merusak dan antisosial yang terdapat dalam masyarakat, misalnya berjudi, minum arak, riba, memumpik harta, pasar gelap, dan sebagainya.
9. Kesejahteraan individu dan masyarakat
Islam mengakui kesejahteraan individu dan kesejahteraan sosial masyarakat yang saling melengkapi satu dengan yang lain, bukannya saling melengkapi saling bersaing dan bertentangan antar mereka. Sistem ekonomi islam mencoba meredakan konflik ini sehingga terwujud kemanfaatan bersama.  

Tabel perbandingan sistem ekonomi[14]


Sistem ekonomi
insintif
kepemilikann
Mekanisme informasi dan koordinasi
Pengambilan keputusan

Kapitalis
material
Mutlak individu
Mekanisme pasar
Desentralistik

Sosialis
Norma sosial
Mutlak negara
Negara
Sentralistik

Iisl  Islam
Mashlahah (dunia dan akhirat)
Individul, sosial negara atas dasr mashlahah
Mekanisme pasar yang adil
Musyawarah berbasis mashlahah

BAB III
PENUTUP
     A. Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi merupakan perpaduan dari aturan-aturan atau cara-cara yang menjadi satu kesatuandan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Dan sistem ekonomi yang digunakan itu sangatlah banyak. Tapi, penulis hanya menjelaskan tiga sistem ekonomi yaitu: sistem ekonomi Kapitalis, Sosialis, dan sistem ekonomi Islam. Dalam sistem ekonomi kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untu memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara. Sedangkan unsurnya yakni kebebasan memiliki harta secara keseluruhan, kebebasan ekonomi dan pasar bebas, dan ketimpangan ekonomi.
            Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teoriyang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini beralaku sebagaimana yang diharapakan. Dan unsurnya antara lain: pemilika harta oleh negara, kesamaan ekonomi, dan disiplin politik.
       Dan yang terakhir sistem ekonomi islam ialah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa. Dan unsur dari sistem ekonomi islam ialah: kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar, kesamaan sosial, distribusi kekayaan secara meluas, larangan memupuk kekayaan, larangan terhadap oraganisasi antisosial, dan distribusi kekayaan secara meluas
Daftar Pustaka

Azis, Abdul dan Ulfah, Maryamah. Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer. Bandung.: Alfabata. 2010.
Abdullah, Boedi. Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2010.
Pusat Kajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2008
http://id.m.wikipedia.org/wiki/sistem
http://pengertianahli.com/2013/08/pengertian-sistem-menurut-para-ahli.html?m=1
http://id.m.wikipedia.org/wiki/sistem_perekonomian
http://kinanahirah.wordpress.com/2012/05/23/perbedaan-sistem-ekonomi-sosialis-kapitalis-dan-islam/
http://thedarkancokullujaba.blogspot.com/2012/09/macam-dan-pengertian-sistem-ekonomi.html?=1








 


[1] http://id.m.wikipedia.org/wiki/sistem
[2] http://pengertianahli.com/2013/08/pengertian-sistem-menurut-para-ahli.html?m=1
[3] http://id.m.wikipedia.org/wiki/sistem_perekonomian
[4] http://thedarkancokullujaba.blogspot.com/2012/09/macam-dan-pengertian-sistem-ekonomi.html?=1
[5] http://kinanahirah.wordpress.com/2012/05/23/perbedaan-sistem-ekonomi-sosialis-kapitalis-dan-islam/
[6] Azis, Abdul dan Ulfah, Maryamah. Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer. Bandung.: Alfabata. 2010. Hal:2
[7] Abdullah, Boedi. Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2010. Hal: 349-350
[8] http://kinanahirah.wordpress.com/2012/05/23/perbedaan-sistem-ekonomi-sosialis-kapitalis-dan-islam/
[9] Ibid. Azis, Abdul dan Ulfah, Maryamah. Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer. Bandung.: Alfabata. 2010. Hal: 5-8
[10] Abdullah, Boedi. Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2010. Hal: 357
[11] Pusat Kajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2008. Hal:13
[12] http://kinanahirah.wordpress.com/2012/05/23/perbedaan-sistem-ekonomi-sosialis-kapitalis-dan-islam/
[13] Abdullah, Boedi. Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2010. Hal: 459-360
[14] Pusat Kajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2008. Hal: 81

Tidak ada komentar:

Posting Komentar