Kamis, 19 Mei 2016

Kopi



            Aku tidak tahu sudah berapa lama aku berteman dengan kopi. Terkadang sudah seperti minum obat 3X sehari dalam menikmati kopi. Sampai-sampai ada teman yang mengejek ku “hitamnya kulitku itu karena aku keseringan minum kopi.” Aku jawab “tapi masih tetap maniskan.”
            Apabila sehari belum ngopi itu seperti ada berbeda, seperti ada yang hilang. Seakan dunia ini menjadi musuh. Tapi disaat ngopi aku mulai berdamai dengan dunia dan waktu.
            Pada dinginnya pagi aku berteman dengan secangkir kopi hitam yang panas. Dan seakan-akan kopi tersebut memberitahu ku, hari-hari yang akan kujalani ini bakal sepahit kopi. Tapi aku tetap menikmatinyaa hingga habis.
            Terkadang untuk berdamai dengan panasnya siang hari, aku butuh segelas es kopi. Dan disaat itulah aku semakin cinta dengan kopi. Dia mau berteman denganku dalam keadaan apapun.
            “Dan bagiku cukup secangkir kopi yang membuatku candu, bukan sebotol minuman keras, yang tidak juga memberikan candu tapi juga memabukan.”
            Kopi ternikmat yang pernah aku minum adalah kopi buatanmu Ibu. Yang tidak hanya dibuat dengan penuh kasih sayang, tapi engkau juga mengaduknya dengan penuh perasaan. Apalagi kopi tersebut dinikmati bersama keluarga yang diiringi canda tawa.
            Dua hal terindah yang dapat aku nikmati secara bersama yakni ngopi bersamamu Bapak. Tak hanya menikmati secangkir kopi, tapi kita juga ngobrol tentang bagaimana kerasnya hidup ini. Terkadang juga ngobrolin politik, ekonomi, dan lain sebagainya, bahkan sampai ngobrolin tentang cinta.
            Karena kebiasaan keluargaku,  adikku yang masih sd sudah mulai kecanduan kopi. Hehehe. Kalau masalah ini jangan salahkan siapa-siapa. Karena saya juga tidak tahu itu salah siapa.
            Bukan salah ibu yang karena membuat. Bukan salah Bapak yang memberi contoh. Bukan salah juga karena yang meminta. Tapi kamu juga jangan menyalahkan kopi . karena kopi tidak tahu apa-apa. Kopi hanyalah salah satu nikmat dunia yang diberikan Tuhan.
            Dan aku berharap kopi ternikmat selanjutnya adalah kopi buatanmu. Secangkir kopi yang kau seduh mewakili ucapan selamat pagimu, yang kau nikmati sebelum aku pergi mencari nafkah yang halal untuk keluarga kita nanti.
            Pesan dariku, “nikmatilah kopi yang berasal dari petani Indonesia. Dan jadikan kopi sebagai salah satu komoditi yang ada di Indonesia.

 Catatan: tulisan ini di tulis tanpa di sponsori merek kopi apapun. Murni karena memang aku penikmat kopi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar